Selasa, 8 Oktober 2013

MENGAPA PENTING BELAJAR MENYANYI






Tujuan:  Untuk memperoleh sebuah gambaran tentang: seni dan ilmu menyanyi, pengetahuan dasar tentang faktor yang mendukung keberhasilan dalam menyanyi, serta pembetukan sikap yang tepat.

Tujuan dari latihan dasar ini adalah untuk menyajikan fakta-fakta mengenai seni menyanyi yang diharapkan akan dapat dijadikan bimbingan bagi siswa-siswa yang mendalami pelajaran menyanyi. Dalam pembahasan ini terdapat informasi dasar yang diperlukan siswa agar mereka dapat mencapai kemajuan dalam bidang menyanyi dengan cara yang cepat dan aman.

APA ALASAN BELAJAR MENYANYI?

Akademi Pengajar Vokal Amerika telah membuat sebuah daftar mengenai 12 alasan mengapa seseorang mempelajari seni menyanyi.  Alasannya adalah sebagai berikut:

  1. Menyanyi dapat mengembangkan wawasan budaya melalui pemahaman dan cara berpikir orang lain;
  2. Memperkaya imajinasi;
  3. Meningkatkan intelegensi dan kebahagiaan;
  4. Meningkatkan kesehatan melalui teknik pernafasan yang benar;
  5. Meningkatkan kekuatan, kualitas, ketahanan dan ketepatan dalam berbicara;
  6. Meningkatkan daya ingat;
  7. Meningkatkan daya konsentrasi;
  8. Melepaskan emosi yang tertahan;
  9. Meningkatkan rasa percaya diri;
  10. Membentuk kepribadian yang menarik dan kualitas kepemimpinan;
  11. Merupakan pengembangan aset budaya;
  12. Memberikan kebahagiaan bagi diri siswa itu sendiri dan orang lain.
Dalam bukunya yang berjudul: “Music Education for High Schools”, Arthur E. Ward mengatakan bahwa seorang siswa tidak akan sia-sia dalam mempelajari seni menyanyi. Walaupun ia tidak pernah akan menjadi seorang penyanyi, siswa yang bersangkutan dapat memiliki tubuh yang sehat sebagai hasil dari studi menyanyinya. Hal ini disebabkan karena, untuk menghasilkan produksi nada yang baik diperlukan fisik yang baik, serta kesehatan yang kondusif. Siswa yang bersangkutan akan diajarkan bagaimana membentuk postur yang baik, cara mempergunakan otot-otot perutnya, mengembangkan tubuhnya, serta cara melakukan pengendalian nafas.

Alasan terpenting bagi siswa yang belajar vokal untuk tujuan mendapatkan sertifikat ataupun diploma seharusnya merupakan sesuatu yang datang dari kesenangan dan kepuasan. Apakah nantinya ia akan menjadi anggota paduan suara, ataupun menjadi solis. Pengetahuan mereka mengenai teknik dasar menyanyi dapat mereka terapkan dalam mengajar vokal ataupun sebagai konduktor paduan suara.


Apa yang Dilibatkan Dalam Pelajaran Menyanyi

Sebelum kita mendalami pelajaran menyanyi, ada baiknya kita melihat gambaran mengenai ilmu ini secara keseluruhan terlebih dahulu, agar kita dapat memahami dasar persyaratan yang dibutuhkan serta hal-hal yang harus diperhatikan sebelum meningkat dengan teknik menyanyi secara mendetail.


Sepuluh Tujuan Dasar Atau Prinsip Menyanyi

Apakah tujuan utama menyanyi, dan kemanakah tujuan tersebut akan mengarah? Tidak seorang siswapun dapat mengabaikan atau menyepelekan SEPULUH TUJUAN DASAR ATAU PRINSIP MENYANYI tanpa mengalami cidera dalam pelatihan menyanyinya, sementara kunci kebehasilan akan terus diterapkan secara bertahap serta terus mengalami perbaikan.

Setiap siswa yang menaruh minat pada pelajaran menyanyi harus memperhatikan dengan seksama kesepuluh tujuan dasar atau prinsip menyanyi ini, agar terhindar dari kerusakan pada alat-alat produksi suaranya. Kesepuluh Prinsip dalam Menyanyi tersebut adalah:

  1. Bentuklah sikap yang menunjukkan ketertarikan, keberminatan dan kepercayaan;
  2. Bentuklah kebiasaan latihan yang cerdas dan rutin;
  3. Bentuklah postur tubuh yang hidup, tegak dan mengembang;
  4. Bentuklah pengendalian nafas yang efisien dengan menggunakan teknik pernafasan yang benar;
  5. Bentuklah produksi nada yang bebas, hidup, ekspresif, efisien, sonor, dan merata;
  6. Bentuklah penguasaan diksi dengan benar, jelas dan indah;
  7. Bentuklah penguasaan teknik legato dengan baik;
  8. Bentuklah teknik menyanyi yang lincah dan fleksibel;
  9. Bentuklah penampilan panggung yang alami, anggun, tegap dan menarik;
  10. Bentuklah interpretasi yang sensitif, cerdas dan menggugah.

Pada akhir pelajaran menyanyi, kesembilan prinsip diatas akan mengacu pada prinsip ke-sepuluh, yaitu: pembentukan interpretasi yang ekspresif. Semua pelajaran menyanyi akan berujung pada:ekspresi harus mendapatkan penekanan pada awal maupun akhir pelajaran menyanyi.

  
SIAPA SAJA YANG DAPAT MENYANYI?

Siapa sajakah yang dapat menyanyi? Jawabannya adalah: Setiap orang yang memiliki suara untuk berbicara yang normal, dapat menyanyikan sebuah nada atau mempelajari cara menyanyi. Ini berarti bahwa hampir setiap orang dapat menyanyi. “Menyanyi bukanlah bakat yang dianugerahkan Tuhan kepada beberapa orang tertentu”. Menyanyi sangat mungkin dilakukan oleh orang yang memiliki suara yang dapat digunakan untuk bernyanyi. Mekanisme vokal untuk bernyanyi dan berbicara adalah sama. Faktanya adalah bahwa semua manusia normal memiliki instrumen vokal yang memadai untuk menghasilkan nada yang baik, tergantung pada pengetahuan dan cara penggunaannya. Jika dilatih dengan baik, seorang penyanyi akan mengalami peningkatan, baik dalam cara menyanyinya, maupun dalam cara berbicaranya.

Tentu saja beberapa orang dapat menyanyi lebih baik dari yang lainnya karena alam telah memberikan mereka bakat asli bermusik. Semakin banyak alam memberikan hal tersebut, semakin baik dan bebas instrumen mereka bekerja, dan mereka juga akan memiliki kepercayaan yang tinggi dalam menggunakannya.

Pengalaman telah menunjukkan bahwa sebagian besar tujuan pelajaran menyanyi bermuara pada superitas dalam menyanyi, dan bukan mengacu pada mematuhi hukum-hukum alam. Sebagian besar pengajar vokal menyetujui bahwa latar belakang menyanyi yang paling berharga terjadi di rumah dan pada saat awal memasuki sekolah. Pengalaman ini menjadi dasar bagi produksi nada yang bebas dan alami. Karena hampir setiap orang dapat menjadi seorang penyanyi yang kompeten, maka beberapa orang dari mereka pasti memiliki potensi untuk menjadi seorang solis yang baik, dan sejumlah orang dari para solis tersebut sudah tentu dapat menjadi seorang penyanyi yang ahli.

Anda maupun guru menyanyi anda tidak dapat menentukan kemampuan vokal anda dengan segera. Untuk itu, instrumen vokal anda harus terlebih dahulu dapat digunakan dengan bebas, serta dapat menghasilkan nada dengan baik. Jika anda memiliki kesulitan dalam menyanyikan sebuah nada, anda haruslah segera menyampaikan informasi tersebut kepada guru anda, sehingga ia dapat merencanakan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mempebaiki masalah tersebut.

Dilihat dari latar belakang musikalnya, seorang siswa vokal dapat disamakan dengan seorang insturmentalis. Seseorang dapat menjadi penyanyi yang baik jika ia mampu mengatasi hambatan-hambatan dalam belajar serta memperbaiki konsep kemampuan dirinya dalam menyanyi. Sejarah mencatat bahwa sebagian besar penyanyi-penyanyi tenar, pada awal studinya tidak memiliki kualitas suara yang istimewa.

Kesalahan dalam menilai potensi seseorang seringkali terjadi, terutama dalam hal menyanyi. Seorang instrumentalis pada umumnya cendrung untuk menilai kemampuan menyanyinya dengan kualitas bunyi yang dihasilkan oleh alat musik miliknya. Jangan lupa bahwa suara manusia juga merupakan sebuah instrumen musik yang juga memerlukan kepercayaan serta latihan yang rutin untuk mengembangkan teknik pengendalian terhadap otot-otot yang terlibat di dalamnya.

Walaupun suara manusia juga dapat dikatagorikan sebagai sebuah instrumen musik, namun keduanya memiliki perbedaan dalam hal struktur instrumennya. Seorang instrumentalis dapat menentukan kualitas instrumen yang akan dimilikinya, namun seorang penyanyi tidak dapat melakukan hal yang sama. Seorang penyanyi dapat saja memiliki struktur instrumen vokal yang bertaraf baik, menengah ataupun kurang baik, dan penyanyi yang bersangkutan tidak dapat melakukan sesuatu untuk memperbaiki struktur instrumen vokal yang ia miliki, tidak juga dengan latihan yang rutin.

Melakukan penilaian terhadap struktur instrumen vokal yang dimiliki oleh seseorang sangatlah sulit, bahkan seorang pengajar vokalpun tidak dapat menentukan hal ini secara akurat. Namun bagi siswa yang telah terlanjur memiliki sturktur instrumen yang kurang baik tidak perlu berputus asa, karena memiliki struktur instrumen vokal yang kurang baik tidak berarti ia akan memiliki cara menyanyi yang buruk. Sebuah biola yang murah masih dapat memukau pendengarnya jika ia dimainkan oleh seorang violis yang handal.

Dalam intrepretasi, faktor yang paling penting adalah musikalitas yang imajinatif serta kemampuan teknis dalam penguasaan fisik. Kedua subyek ini dapat dikembangkan dari awal studi. Suara yang tidak terdengar baik, terkadang dapat menjadi instrumen yang ekspresif dengan adanya resonansi yang cukup. Potensi setiap suara tidak dapat diperkirakan dengan akurat hingga seorang penyanyi dapat melapangkan dan membebaskan tenggorokannya serta dapat menciptakan kendali nafas yang baik.


MENYANYI ITU ALAMI DAN MENYENANGKAN

Menyanyi merupakan sebuah seni dan ilmu pengetahuan yang terkemas dalam dua aspek, yaitu mental dan fisik. Menyanyi juga merupakan  sebuah ekspresi alami dan artistik. Pada kenyataannya, bayi-bayi seringkali “menyanyikan” interval-interval atau nada-nada yang dapat dikenali sebelum ia dapat mengucapkan kata-kata. Menyanyi sama alaminya seperti berbicara, hanya saja huruf hidup didalam setiap kata mendapat perpanjangan durasi dan perubahanpitch. Peraturan utama dalam menyanyi adalah: “Menyanyilah dengan alami dan spontan seperti jika anda berbicara”.

Manusia pada umumnya menyukai berbagai bentuk ekspresi artistik dengan aksi kreatif. Musik seringkali disebut sebagai “Bahasa emosi”. Bentuk seni ini bagi sebagian besar orang lebih memiliki ekspresi artistik yang menghasilkan kepuasan yang besar dibandingkan dengan bentuk seni lainnya.. Menyanyi merupakan bentuk ekspresi musik yang paling pribadi. Selain itu, menyanyi juga memberikan sebuah wadah bagi jalur pengungkapan emosi bagi sebagian besar orang dibandingkan dengan yang diberikan oleh musik instrumental.

Setiap manusia “membawa” instrumen menyanyinya di dalam tubuhnya, sebagai bagian dari dirinya sendiri. Dan dalam hal ini, menyanyi memiliki tingkat ekspresi instrumen yang paling tinggi dari instrumen musik lainnya, karena instrumen menyanyi memiliki kontak yang lebih dekat dengan musik itu sendiri. Semua penyanyi ataupun instrumentalis sangat disarankan untuk belajar menyanyi, karena menyanyi merupakan dasar bagi ekspresi musikal dalam seni musik. Sebagian besar konduktor terkenal juga menyanyi, walaupun tidak terlalu baik. Dan dalam periode pelatihan orkestra, terkadang mereka harus memberi contoh dengan menyanyi.

Menyanyi, selain sebagai sebuah aksi artistik, juga selalu merupakan sebuah ekspresi kreatif. Salah satu kenikmatan terbesar dalam hidup adalah ekspresi kreatif. Hal tersebut merupakan sesuatu yang normal dan dorongan yang sangat kuat dalam diri seluruh umat manusia yang dapat menghasilkan kepuasan yang besar dalam bidang seni. Menyanyi sangat menyenangkan, baik secara artistik maupun secara fisik. Sebagian besar penyanyi yang ahli menyatakan bahwa menyanyi dengan benar akan menghasilkan kepuasan dalam mengendalikan dan membebaskan instrumen menyanyi seperti yang kita kehendaki. Percaya atau tidak, hal ini bahkan teraplikasi dalam latihan menyanyi sehari-hari. Semakin tinggi tingkat kemampuan seseorang dalam mengendalikan sesuatu, maka semakin tinggi kenikmatan yang dihasilkan.


SIKAP

PERINSIP PERTAMA DALAM BELAJAR MENYANYI ADALAH SEBUAH SIKAP YANG BERASAL DARI MINAT, SEMANGAT, KESENANGAN DAN KEPERCAYAAN DIRI. Sikap pada dasarnya merupakan faktor yang sangat penting dalam mempelajari vokal. Belajar menyanyi tidak dapat dilakukan tanpa dibarengi oleh kepercayaan diri dan kesenangan. “Sebuah aksi seni merupakan sebuah aksi cinta”.

Jika anda tidak memiliki sikap dan kepercayaan diri dalam menyanyi, maka seni dalam menyanyi tidak dapat dicapai. Berikut ini adalah 5 cara terpenting dalam menyanyi:

Menyadari bahwa siapa saja dapat menyanyi, menyanyi merupakan hal yang alami, dan menyanyi merupakan hal yang menyenangkan.
Meminimalisasikan ketakutan hingga ia tidak lagi merupakan hal yang mengganggu dalam menyanyi.
Memperkuat ekspresi dan konsentrasi dalam menghasilan kata yang alami dalam menyanyi seperti halnya dalam berbicara.
Memilih lagu-lagu yang pendek dan mudah untuk dinyanyikan pada tahap awal.
Berlatih lebih gigih untuk meningkatkan teknik dasar yang dibutuhkan untuk menimbulkan kepercayaan diri

Dalam belajar menyanyi, anda harus dapat merasakan bahwa alasan anda belajar untuk menjadi seorang penyanyi yang kompeten (dengan suara yang bebas, alami dan bervibrasi), karena anda mencintai seni menyanyi ini. Dengan menyadari bahwa dengan menyanyi anda dapat mengembangkan kekuatan ekspresi, suara bicara, kesehatan, penampilan, serta kepribadian anda.

Tidaklah penting, apakah nantinya anda akan menjadi seorang penyanyi yang hebat atau tidak. Hal tersebut tidaklah sebanding dengan hasil yang akan anda dapat dari pelajaran menyanyi yang antara lain: anda dapat menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya, sensitif, memiliki pengertian, pemahaman serta apresiasi dalam keindahan artistik dan kehidupan umat manusia. Pelajaran menyanyi dapat selalu diandalkan dalam memberikan kontribusi yang besar dalam mencapai tujuan tertinggi dari pendidikan.


(Disadur dari buku: "FOUNDATIONS IN SINGING" - Van A. Christy) oleh Charles Nasution

MENDIAGNOSA KESALAHAN DALAM MENYANYI

Proses Pendiagnosaan

Diagnosa:  “The process of determining by examinating the nature and circumstances of a deased condition.” (Proses penentuan melalui pengujian terhadap sifat dan kondisi sebuah penyakit.)   (The American College Dictionary, New York: Random House, 1961).

Pendiagnosaan tidak hanya digunakan dalam bidang medis semata, proses ini juga dapat digunakan pada bidang-bidang lain yang juga memerlukan perbaikan atau pembetulan terhadap suatu permasalahan yang terjadi didalamnya, termasuk dibidang pengajaran vokal.

Pendiagnosaan yang dilakukan dalam bidang pengajaran vokal pada dasarnya tidak berbeda dengan proses serupa yang dilakukan dalam bidang medis. Keduanya memiliki prosedur standar yang harus diterapkan pada setiap pemeriksaan dan penetuan suatu penyakit atau masalah.

Proses pendiagnosaan pada vokal memiliki 3 tahapan, yaitu:
1.       Pengumpulan Informasi;
2.       Pengujian secara informal;
3.       Pengujian secara sistimatik. 

Pengumpulan Informasi: Pada tahap awal, seorang pengajar vokal akan melakukan pengumpulan informasi terhadap siswa yang dihadapinya menyangkut masalah-masalah yang akan ditanggulangi. Setelah tahap ini terpenuhi, maka seorang guru vokal akan meningkat pada tahap selanjutnya, yaitu melakukan pengujian secara informal terhadap informasi-informasi yang ia dapatkan.

Pengujian Secara Informal: Tahap ini biasanya dilakukan dengan cara memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan prilaku siswa, yang dianggap memiliki keterkaitan dengan masalah vokal yang sedang dialaminya. Prilaku ini dapat berupa: sikap, postur tubuh, ketegangan otot, kualitas suara pada saat berbicara, kebebasan berekspresi, tingkah laku, mental dan sebagainya.       

Setelah tahap tersebut selesai, seorang pengajar vokal akan mengajukan beberapa pertanyaan yang bertujuan memancing siswa untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi vokalnya sendiri. Pertanyaan tersebut biasanya berkisar pada hal-hal yang menjadi tujuan serta harapannya dalam mempelajari teknik vokal, seperti: jenis perbaikan yang di harapkan, latihan vokal yang pernah didapat, jenis lagu yang disenagi dan pertanyaan lain yang sejenis. Pancing siswa untuk mengemukakan apa yang dapat ia lakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang dialaminya. Tanggapan siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan diatas terkadang merupakan petunjuk yang sangat berharga dalam memperbaiki produksi vokalnya.

Tahap ketiga dari prosedur pendiagnosaan adalah pengujian secara sistimatik. Pada tahap ini siswa akan diminta untuk menyanyikan sebuah lagu, sementara pengajar mulai membuat analisa yang sistimatis terhadap produkasi suara yang dihasilkan. Analisa ini juga dapat memuat faktor-faktor penyebab kesalahan yang didengarnya pada saat siswa tersebut menyanyi. Analisa ini haruslah mencakup seluruh bidang vokal seperti postur, pernafasan, tunjangan nafas, artikulasi, kualitas nada, volume suara dan lain sebagainya.

Dari apa yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur pendiagnosaan terhadap suatu masalah vokal memiliki tiga tahapan, yaitu:

1. Pengamatan informal terhadap kondisi siswa;
2. Evaluasi yang dilakukan oleh siswa yang bersangkutan;
3. Pengujian sistimatik yang dilakukan oleh pengajar vokal.

Ketiga tahapan diatas bukanlah merupakan akhir dari prosedur pendiagnosaan. Karena tujuan akhir dari proses pendiagnosaan adalah memperoleh pemahaman serta rencana perbaikan pada suatu masalah untuk masa yang akan datang.

Kesimpulan:  Proses pendiagnosaan adalah: mengenali sebuah masalah melalui gejala-gejalanya, dan menjadikannya sebagai tambahan ilmu pengetahuan untuk dapat membuat rencana perbaikan yang tepat. Tiga unsur penting dalam pendiagnosaan suatu masalah vokal adalah: GejalaPenyebab danPerbaikan.

Keterampilan Yang Dibutuhkan

Seberapa baik seorang pengajar vokal dalam mengajar dapat dilihat dari kemampuannya dalam memperbaiki suatu masalah pada suara yang didengarnya.

Untuk dapat menuntun seorang siswa menuju ke suatu bentuk suara yang ideal, seorang pengajar vokal haruslah terlebih dahulu menetapkan suatu standar suara yang ideal sebagai acuannya. Bentuk suara yang ideal ini tidak boleh bertentangan dengan hukum-hukum alam.

Setelah memiliki bentuk suara ideal sebagai acuan, seorang pengajar vokal juga dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas mengenai mekanisme vokal serta cara kerjanya.

Hal ini berarti ia harus memiliki pengetahuan yang cukup dalam mengenali seluk-beluk suara manusia, fungsi dari setiap organ-organ suara, serta mengerti hubungan antara organ-organ tersebut dengan proses fisika yang mengaturnya.

Setidaknya terdapat dua keterampilan lainnya yang harus dimiliki oleh seorang pengajar vokal dalam mengajar, yaitu:

1. Kemampuan dalam menyampaikan gagasan dan pikirannya
    hingga mudah dimengerti oleh siswa.
2. Pengetahuan yang memadai mengenai psikologi pengajaran.

Berhati-hatilah dalam melontarkan kritik terhadap kondisi suara siswa. Kritik haruslah disampaikan dengan cara yang positif dan disertai dengan rencana perbaikan terhadap masalah yang dialami siswa yang bersangkutan, sehinggga terjalin sebuah hubungan antara pengajar dan siswa yang berdasarkan saling menghormati dan menghargai.


Pendiagnosaan Dalam Pengajaran Vokal

Sebelum mulai mengajar, seorang pengajar vokal haruslah terlebih dahulu menetapkan sebuah metode pendiagnosaan yang akan dilakukan untuk mengetahui dan sekaligus memperbaiki kesalahan vokal setiap siswanya. Metode tersebut tentu saja tidak dapat diterapkan secara seragam antara siswa satu dengan siswa yang lainnya. Dan hal lain yang lebih penting adalah, jangan pernah mencoba untuk mengubah siswa anda menjadi imitasi dari diri anda.
Adalah sangat baik bagi seorang pengajar untuk membuat dan menyimpan kartu yang memuat data kemajuan siswa. Selain dapat digunakan untuk mengaudisi seorang siswa, kartu ini juga dapat menjadi sebuah acuan dalam menilai tingkat kemajuan siswa yang bersangkutan.

Berhati-hatilah pada pendengaran pertama, karena hal ini merupakan faktor terpenting dalam prosedur pendianosaan masalah pada vokal. Kesalahan yang luput dari pendengaran pertama akan cendrung untuk terabaikan dan akan memburuk dari waktu ke waktu.

Semakin toleran anda terhadap suatu kesalahan vokal, maka semakin cendrung anda menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa dan akhirnya tidak terbenahi.

Kesimpulan:  Cobalah untuk menjadikan pendengaran pertama anda terhadap seorang siswa sebagai sebuah pengalaman yang positif dan menyenangkan. Biarkan siswa mengetahui bahwa anda senang mengajarnya dan dapat memberikan perbaikan terhadap masalah-masalah pada vokalnya. Hindari kritik-kritik yang bersifat negatif dan berikan petunjuk serta harapan yang jelas kepada siswa yang bersangkutan.


Pengklasifikasian Kesalahan Vokal

Terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada vokal. Berikut ini adalah beberapa contoh pengklasifikasian kesalahan-kesalahan pada vokal:
Kesalahan yang berhubungan dengan elemen bunyi (pitch, intensitas, durasi, timbre, sonoritas dan lain sebagainya).
Kesalahan yang berhubungan dengan proses fisik yang terlihat (pernafasan, pengucapan, resonansi, artikulasi dan lainnya).

Kesalahan yang berhubungan dengan mekanisme vokal (kesalahan pada lidah, rahang, bibir, langit-langit lunak dan sebagainya).

Untuk mencapai pendiagnosaan masalah vokal yang lebih efektif, seorang pengajar vokal dianjurkan untuk menggunakan pengklasifikasian kesalahan vokal berdasarkan proses fisik yang terlibat dalam aksi menyanyi.


Sebuah Rencana Kerja

Sangatlah penting bagi seorang pengajar vokal untuk menyusun suatu rencana kerja didalam setiap kegiatan mengajarnya, Sebuah rencana kerja yang baik, biasanya memiliki paling sedikit tiga buah faktor utama didalamnya, yaitu:                           

1. Mengenali gejala kesalahan pada vokal.

Dalam menentukan jenis kesalahan vokal, seorang pengajar dianjurkan untuk mengevaluasi dua jenis petunjuk, yaitu: petunjuk yang dapat dilihat (visible) dan penunjuk yang dapat didengar (audible).

a. Petunjuk yang dapat dilihat (visible),antara lain:
-   Kekakuan pada tubuh,
-   Posisi dada yang turun atau terlalu membusung,
-   Rahang yang kaku,
-   Kepala yang condong kedepan atau kebelakang,
-   Posisi lutut yang terkunci kebelakang,
-   Kaki yang gemetar, dan lain sebagainya.

b. Petunjuk yang dapat didengar (audible), antara lain: 
-   Suara yang bercampur desah nafas,
-   Suara yang terlalu nasal,
-   Vibrasi,
-   Intonasi,
-   Suara yang serak,
-   Volume suara yang terlalu lemah atau terlalu kuat,
-   Fleksibilitas suara,
-   Diksi dan artikulasi,
-   Penggunaan legato yang tidak tepat,
-   Wilayah nada yang sempit,
-   Kualitas suara yang kurang baik,
-   Teknik penempatan suara yang salah, dan lainnya.

2. Menentukan penyebab dari kesalahan tersebut

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk dapat menentukan penyebab dari suatu masalah vokal, seorang pengajar dituntut untuk memiliki pengetahuan yang mendalam terhadap mekanisme vokal, fungsi mekanisme vokal serta cara kerjanya. Seorang pengajar vokal juga dituntut untuk dapat menirukan suara yang dihasilkan siswanya sehingga ia dapat merasakan kesalahan pada mekanisme suara yang dilakukan oleh muridnya.

3. Menetukan prosedur perbaikan.

Kemampuan seorang pengajar vokal dalam menetukan suatu prosedur perbaikan tergantung sepenuhnya pada pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang ia miliki, semakin efektif  ia sebagai seorang pengajar vokal.

(Disadur dari buku: "THE DIAGNOSIS & CORRECTION OF VOCAL FAULTS" - James C. McKinney) oleh Charles Nasution