Selasa, 19 Jun 2012

MANGSA TITANIC


Mangsa kapal karam yang paling popular iaitu Kapal Titanic, dijumpai masih hidup. Diantara mangsa yang beruntung dianggap bertuah ini ialah seorang penumpang wanita yang ditemui pada tahun 1990, dan seorang lagi ialah kapten kapal Titanic itu sendiri yang ditemui pada tahun 1991.
Kapten kapal Smith ditemui pada 9 Ogos 1991, setahun setelah mangsa pertama ditemui iaitu Wenny Kathe, dia diselamatkan dari atas gunung ais atau iceberg. Selama berpuluh-puluh tahun hanyut terapung-apung diatas lautan, namun tidak membuatnya kelihatan tua dan lemah, Kapten Smith yang meskipun telah berusia 139 tahun, namun masih kelihatan seperti orang yang berusia 60 tahun lebih, dan bahkan dia masih menganggap bahawa saat itu ialah detik-detik cemas tenggelamnya kapal Titanic pada 15 April 1912. Melalui identifikasi cap jari yang masih tersimpan dalam catatan pelayaran laut, telah dipastikan identiti Kapten Smith.
Seorang lagi korban kapal Titanic, Wenny Kathe yang berusia 29 tahun diselamatkan di atas gumpalan ais Samudera Atlantik Utara pada 24 September 1990. Namun yang membuat orang terkejut adalah sejak dia hilang pada tahun 1912 hingga sekarang, tidak terlihat tanda-tanda tua sedikit pun jua. Dia ditemui dan diselamatkan di atas gumpalan ais 363 km barat daya Islandia. Pejabat pelayaran telah menemui daftar nama penumpang kapal Titanic dan menegaskan keaslian identitas dirinya.
Smith, kapten kapal Titanic dan penumpangnya Wenny Kathe adalah saksi hidup orang hilang yang muncul kembali melalui lintasan lorong waktu. Oleh karena mereka menghilang dan muncul kembali secara misteri, maka ianya telah menarik perhatian orang banyak. Ilmuwan Amerika Ado Snandick berpendapat, mata manusia tidak bisa melihat peredaran suatu benda dalam ruang lain, itulah objektif peredaran lorong waktu. Dalam sejarah, orang, kapal-kapal, pesawat terbang dan lain-lain sebagainya yang hilang secara misteri seperti yang sering kita dengar di perairan Segitiga Bermuda, sebenarnya adalah masuk ke dalam lorong waktu yang misteri ini.
Dalam penyelidikannya terhadap lorong waktu, John Buckally mengemukakan teori hipotesanya sebagai berikut. Pertama, objektif peredaran lorong waktu adalah bersifat kematerialan, tidak terlihat, tidak dapat disentuh, tertutup untuk dunia fana kehidupan umat manusia, namun tidak mutlak, karena terkadang ia akan membukanya. Kedua, lorong waktu dengan dunia manusia bukanlah suatu sistem waktu, setelah memasuki seperangkat sistem waktu, ada kemungkinan kembali ke masa lalu yang sangat jauh, atau memasuki masa depan, karena di dalam lorong waktu tersebut, waktu dapat bersifat searah mahupun berlawanan arah, bisa bergerak lurus juga bisa berbalik, dan bahkan ianya boleh diam membeku.
Ketiga, terhadap dunia fana (ruang fizik kita) di bumi, jika memasuki lorong waktu, bererti hilang secara misteri, dan jika keluar dari lorong waktu itu, maka ertinya adalah muncul lagi secara misteri. Disebabkan lorong waktu dan bumi bukan merupakan sebuah sistem waktu, dan kerana waktu boleh diam membeku, maka meskipun telah hilang selama 3 tahun, 5 tahun, bahkan 30 atau 50 tahun, waktunya sama seperti dengan satu atau setengah hari. Dalam ajaran Buddha terdapat satu bait penuturan: "Bagaikan sehari di kahyangan, tapi rasanya sudah ribuan tahun lamanya di bumi", nampaknya memiliki makna kebenaran yang sangat dalam.
Tepuk dada tanya selera. Sejauh mana anda mempercayai cerita ini adalah terletak pada diri anda sendiri. Lintasan waktu adalah salah satu keajaiban yang belum terhurai. Apa yang pasti, kita harus mempercayai ajaran bagi mengelakkan fahaman dan pengertian yang salah. Percaya atau tidak, terletak ditangan anda.

Tiada ulasan: